Fotografi dan arsitektur, dua hal yang berhubungan erat. Demikianlah fotografi arsitektur mengabadikan subyek-subyek arsitektur dalam bungkus estetika fotografi. Tak hanya menonjolkan subyek arsitektural, tapi juga mengindahkan kaidah-kaidah fotografi.
Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya, adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud dan bentuk, yang bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan bayangan, yang jangan dihilangkan, melainkan dimainkan dengan cantik. Permainan bayangan niscaya tak kalah ampuh untuk juga menampilkan wujud, bentuk dan dimensi.
Panjang pendek bayangan dan keras lembut cahaya memegang peranan penting dalam pencahayaan fotografi arsitektur. Kerap kali ada kendala beda kontras tinggi, semisal dalam foto interior, yang bisa diatasi dengan pemahaman mumpuni tentang pencahayaan. Demikian pula dengan karakter material bangunan dan interior, yang bisa tampil baik dengan pemahaman pencahayaan yang baik pula.
Tanpa pemahaman baik tentang pencahayaan, fotografi arsitektur hanya berupa foto dokumentasi biasa yang kebetulan bersubyek karya arsitektur.
Selain kaidah-kaidah pencahayaan, fotografi arsitektur patut menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur mudah diramu jadi sajian komposisi yang sedap dipandang. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.
Karya arsitektur mudah dijumpai dan merupakan hal menyenangkan untuk mengabadikannya dalam karya foto. Lagipula, fotografi arsitektur tak hanya bersubyek bangunan, melainkan juga pemukiman, kawasan dan kota. Akan lebih bermakna dan bernas jika fotografi arsitektur memvisualisasikan keberadaan karya arsitektur dalam kehidupan nyata sehari-hari.
sumber : kristupa.wordpress.com
Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya, adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud dan bentuk, yang bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan bayangan, yang jangan dihilangkan, melainkan dimainkan dengan cantik. Permainan bayangan niscaya tak kalah ampuh untuk juga menampilkan wujud, bentuk dan dimensi.
Panjang pendek bayangan dan keras lembut cahaya memegang peranan penting dalam pencahayaan fotografi arsitektur. Kerap kali ada kendala beda kontras tinggi, semisal dalam foto interior, yang bisa diatasi dengan pemahaman mumpuni tentang pencahayaan. Demikian pula dengan karakter material bangunan dan interior, yang bisa tampil baik dengan pemahaman pencahayaan yang baik pula.
Tanpa pemahaman baik tentang pencahayaan, fotografi arsitektur hanya berupa foto dokumentasi biasa yang kebetulan bersubyek karya arsitektur.
Selain kaidah-kaidah pencahayaan, fotografi arsitektur patut menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur mudah diramu jadi sajian komposisi yang sedap dipandang. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.
Karya arsitektur mudah dijumpai dan merupakan hal menyenangkan untuk mengabadikannya dalam karya foto. Lagipula, fotografi arsitektur tak hanya bersubyek bangunan, melainkan juga pemukiman, kawasan dan kota. Akan lebih bermakna dan bernas jika fotografi arsitektur memvisualisasikan keberadaan karya arsitektur dalam kehidupan nyata sehari-hari.
sumber : kristupa.wordpress.com
No comments:
Post a Comment