Friday, January 10, 2014

Fotografi Pernikahan

Foto-foto yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari pre-wedding, liputan, candid dan sebagainya.

Berikut ini ada 10 tips sederhana dan mendasar dari fotografi pernikahan untuk kawan-kawan fotografer yang ingin memotret sebuah pernikahan (wedding photography). Silahkan disimak, dicoba dan salam jepret!

1. Membuat Shortlist
Salah satu tips yang paling membantu dalam fotografi pernikahan adalah berpikir bagaimana mendapatkan hasil foto yang mereka (klien) inginkan pada hari H, sehingga kita dapat berimajinasi kira-kira apa saja yang akan kita foto pada hari tersebut. Membuat poin-poin apa saja yang akan kita foto akan sangat membantu, sehingga kita tidak akan kebingungan harus berbuat apa pada hari H.

2. Koordinasi Keluarga
Foto keluarga bisa menjadi bagian yang membuat kita stres! Dapat dibayangkan pada hari H orang-orang yang ada pasti akan semrawut, mereka akan banyak berbicara dan jalan-jalan disekitar tempat semau mereka. Ini adalah efek dari suatu pesta dengan semangat kemeriahan, dan yang pasti kita tidak akan bisa membedakan mana yang anggota keluarga, mana yang tamu undangan. (baca juga: Sumber Kekacauan Foto Pernikahan).

Untuk mengatasi hal ini, minta bantuan kepada seorang anggota dari keluarga klien untuk menjadi koordinator dalam pengaturan foto keluarga. Dia bisa mengumpulkan orang untuk difoto bersama sehingga ini dapat memudahkan anda untuk mengambil foto tanpa harus kesana kemari mengumpulkan orang-orang tersebut. Anda tinggal diam ditempat (mini studio/didepan panggung) and say “Cheese!” JEPRET!

Foto Pernikahan Adat Jawa by Poetrafoto Yogyakarta3. Kunjungi Lokasi
Kunjungi beberapa lokasi tempat berbeda yang akan anda jadikan lokasi pemotretan sebelum hari H. Ini bisa membantu anda untuk mengetahui seluk beluk lokasi, sehingga anda bisa membayangkan posisi foto dan pencahayaan yang diperlukan. Akan lebih bagus lagi kalau si klien pun ikut, anda bisa mengambil beberapa tes foto.

4. Dalam Fotografi Pernikahan Persiapan adalah Kunci
Begitu banyak resiko terjadi pada hari H sehingga anda benar-benar perlu persiapan yang baik. Punya rencana cadangan kadang diperlukan (misal cuaca buruk). Persiapan lain seperti, bateri terisi penuh, kartu memori kosong siap pakai, pikirkan tentang rute dan waktu untuk sampai lokasi tepat waktu. Akan lebih baik jika anda menghadiri sesi latihan (gladi resik) dimana anda bisa mengumpulkan banyak informasi tentang posisi yang memungkinkan untuk memotret dengan pencahayaan yang ada sesuai urutan upacara.

5. Beri Harapan ke klien
Tunjukan pada mereka bagaimana style dan cara anda bekerja. Cari tahu apa yang mereka inginkan tentang foto, seperti hal-hal penting apa yang harus dicatat, hasil cetakan, komposisi foto, dll. Jika mereka tertarik dengan anda, pastikan anda memiliki kesepakatan harga didepan.

6. Matikan Suara Kamera dan Lampu
“Bip” pada kamera atau “tit-tit-tit” pada lampu, suara tersebut bisa membuyarkan ekspresi natural target anda, sehingga target anda akan canggung dan tidak natural lagi. Suara ini juga bisa mengganggu hikmadnya acara (misal ketika pembacaan Do’a).

Foto Detil Pernikahan Wedding Photography by Poetrafoto Yogyakarta7. Foto Detail
Foto cincin pernikahan, gaun, sepatu, bunga, pengaturan meja, interior tempat, dll. Foto-foto ini bisa membantu memberikan dimensi ekstra pada awal/akhir album pernikahan. Membaca majalah fotografi tentang pernikahan bisa membantu anda mendapatkan inspirasi.

8. Gunakan Dua Kamera
Meminjam atau menyewa, sebuah kamera tambahan untuk lensa yang berbeda. Biasanya satu kamera untuk lensa yang lebar (wide) satu lagi bisa digunakan untuk lensa tele (70-200). Dengan dua kamera berbeda lensa, anda tidak perlu ribet ganti-ganti lensa, kadang ini menimbulkan kesan negatif dari klien.

9. Fotografer Tambahan
Memiliki fotografer cadangan dapat menjadi strategi yang hebat. Yang pasti hasil foto akan lebih bervariasi dan lebih banyak. Dengan membagi tugas, satu khusus untuk memotret formal sedangkan yang satu lagi bisa untuk memotret momen-momen penting (Candid). Dan sangat penting untuk anda memberi arahan kepada fotografer tambahan untuk tidak lari dari konsep yang telah anda (bersama klien) bangun.

10. Jadilah Objek Tapi Tidak Menonjol
Kebanyakan dari fotografer pemula berpikir bahwa kebebasan mereka adalah absolute layaknya jurnalis. Bebas bergerak sesukanya tanpa memikirkan situasi dan kondisi asal bisa mendapatkan angle atau momen yang bagus. Dalam upacara atau tempat pernikahan terkadang banyak poin-poin sakral yang harus tetap terjaga apa lagi kita dengan budaya dan adat yang kental.

Pada suatu waktu saya berusaha mendapatkan momen yang bagus dengan mengabaikan sekitar, yang ternyata keberadaan saya pada posisi tertentu telah merusak suasana hikmad jalannya upacara pernikahan. Karena itu anda harus pintar memilih timing yang tepat untuk dapat memasuki lokasi yang anda inginkan, dan jangan memaksa cobalah 3-5 kali percobaan.

Semoga bermanfaat!
sumber : http://loungess.com




Fotografi Panggung

Fotografi panggung adalah salah satu cabang fotografi yang sangat unik, karena dalam pengambilan gambarnya fotografer memiliki teknik tersendiri dalam pengambilan gambarnya.

Mengutip kata dari pinky mirror, ” Untuk menghasilkan fotografi panggung yang baik, pengetahuan fotografi saja tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan-pendekatan lain sebagai bekal tambahan. ”

Bekal tambahan ini adalah, dalam berbagai pertunjukkan tentu akan menunjukkan konsep suasana panggung yang berbeda, oleh sebab itu, ketika kamu berniat melakukan fotografi panggung, maka carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang suasana dan pesan apa yang akan disampaikan. Sehingga ketika pertunjukkan berlangsung, kamu bisa mengambil angel yang dibutuhkan untuk menyampaikan pesan d

ari artist yang sedang berada di panggung. Karena fotografi panggung dituntut harus bisa MEMPRESENTASIKAN SUASANA PANGGUNG DENGAN KARAKTER YANG KUAT TANPA MENGHILANGKAN NILAI ARTISTIK PADA FOTO.

Kemudian untuk peralatan, selalu membawa lensa dengan karakter yang kuat, seperti lensa kit 18-5

5mm, lensa fix 50mm dan lensa tele 75-300mm, Selanjutnya untuk pengaturan diafragma dan rana, itu terserah anda karena yang menentukan tingkat dramatis dari foto panggung tersebut adalah anda sendiri, kalau saya pribadi menggunakan lensa dengan bukaan F1.8 – 2.8 sehingga memungkinkan mengambil gambar dengan sangat cepat, untuk ISO gunakan ISO 800 – 1600 karena fotografi panggung biasanya dilakukan pada indoor ( dalam ruangan )

Kemudian, jangan cepat puas, selalu berinovasi dari angel-angel yang berbeda, karena semakin banyak mencoba maka akan semakin banyak koleksi untuk dikoreksi. Lalu bagaimana kalau kita dalam kondisi yang tidak menguntungkan ? coba berpindah tempat, namun kalau tidak memungkinkan, yah, maksimalkan saja dimana tempat anda berada, hehehe…

Sedikit berbagi tips ketika melakukan fotografi panggung :

1. Membawa CF/SD/Media Penyimpanan sebanyak mungkin.
2. Cari Informasi :
Tentang tema, kondisi panggung, denah panggung, dan kalau bisa mengikuti gladi bersih
3. Jangan memakai baju yang mencolok, karena anda akan menjadi pusat perhatian.

sumber : azizhadi.com/tips-fotografi-panggung.html

contoh fotografi panggung:


Nature photography

Nature photography  is restricted to the use of the photographic process to depict observations from all branches of natural history, except anthropology and archeology, in such a fashion that a well informed person will be able to identify the subject material and to certify as to its honest presentation. The story telling value of a photograph must be weighed more than the pictorial quality. Human elements shall not be present, except on the rare occasion where those human elements enhance the nature story. The presence of scientific bands on wild animals is acceptable. Photographs of artificially produced hybrid plants or animals, mounted specimens, or obviously set arrangements, are ineligible, as is any form of manipulation that alters the truth of the photographic statement.

Nature photography depicts living, untamed animals and uncultivated plants in a natural habitat, geology and the wide diversity of natural phenomena, from insects to icebergs. Photographs of animals which are domesticated, caged or under any form of restraint, as well as photographs of cultivated plants are ineligible. Minimal evidence of humans is acceptable for nature subjects, such as barn owls or storks, adapting to an environment modified by humans, or natural forces, like hurricanes or tidal waves, reclaiming it. The original image must have been taken by the photographer, whatever photographic medium is used. Any manipulation or modification to the original image is limited to minor retouching of blemishes and must not alter the content of the original scene. After satisfying the above requirements, every effort should be made to use the highest level of artistic skill in all nature photographs.

sumber : fotografer.net


Fotografi Manusia (Human Interest)

Human Interest : Foto yang menyajikan kejadian sehari-hari, namun tidak mengandung mutu berita yang hangat, tetapi merupakan lukisan masyarakat. Foto human interest merupakan komentar social dan karakter fotonya dapat menimbulkan , emosi, tawa atau sedih ( rumah gelandangan, pengemis)

Human interest itu apa?
1. Didalam unsur Foto Manusia dan segala kehidupannya menurut pakar fotografi, Deniek G. Sukarya selalu menarik untuk dijadikan objek foto. Lebih-lebih lagi dalam moment yang menyentuh. Sebagian besar dari kita memiliki resistensi tinggi yang diakibatkan oleh rasa malu, sungkan atau takut mengarahkan kamera ke manusia lain. Ada banyak cara dan teknik untuk mengatasinya agar kita dapat membuat foto-foto human interest yang menarik.

2. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggambarkan suka duka perjalanan hidup manusia. Ketika sebuah karya foto bisa mewakili perasaan kemanusiaan pada diri orang yang melihatnya maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto Human Interest. Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara universal melekat pada setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu ketika melihat suatu obyek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang bisa merasa haru biru ketika menyaksikan keadaan yang menggugat rasa keadilan pada dirinya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita seringkali kita merasa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan suasana emosional yang lain merupakan perasaan manusiawi yang melekat pada diri setiap orang. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaan tersebut.

Tujuan Foto human interset;
1.manusia dan kemanusiaan, yaitu sebagai manusia akan dengan mudah mengerti dan menghayati segala aktivitas yang dilakukan seseorang atau objek foto tersebut secara wajar, dramatis, utuh dan menyentuh

2. menyalurkan apa yang saya rasakan kepada orang-orang lain dengan karya pribadi saya sendiri, Dari foto-foto yang di lihat membuat komunikasi pribadi ini kemudian muncul umpan balik berupa emosi yang menjadi stimulan foto yang dapat menangkap "jiwa" dari apa yang kita lihat maupun pernah mengalami. proses ini ekspresi pribadi yang kuat.

3.memindahkan sebuah realita = membuat foto human interest adalah kemampuan memindahkan sebuah realita manusia, lengkap dengan ekspresi fisiknya, ke dalam selembar foto. Manusia berkegiatan adalah sesuatu yang tiga dimensi dan bergerak, sementara media foto adalah dua dimensi dan sama sekali tidak bergerak. Selain itu, ekspresi seorang manusia sering hanya bisa tertangkap indera manusia karena ekspresi merupakan reaksi terhadap lingkungan. Sehingga melalui media fotografi ini mewadai sebuah realita tersebut.

4. menggambarkan sisi kehidupan manusia = di Indonesia lebih populer dalam menggambarkan sisi-sisi kehidupan masyarakat kalangan bawah. Kehidupan masyarakat kalangan bawah atau bisa dikatakan sebagai kaum tidak mampu mempunyai banyak masalah-masalah kehidupan mereka yang sangat komplek, sehingga cerita tersebut dapat diungkapkan dalam media fotografi. Perlu kita ingat bahwa sebagian besar masayarakat di Indonesia sekarang ini masih hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga cerita ini menarik perhatian dan banyak diangkat ceritanya dalam berbagai media, salah satunya fotografi Human-Interest.


Membuat foto human interest yang baik?

1. Mencairkan suasana; Datanglah ke tengah-tengah mereka dengan maksud melihat-lihat saja dan bercakap-cakap. Ajukan juga banyak pertanyaan yang relevan. Bila di pasar, tanyakan harga, penjualan, untung mereka, situasi sekarang, dan lain-lain hingga mereka merasa nyaman. Ketika suasana sudah cair, barulah Anda boleh mengangkat kamera, sambil melihat subjek yang ingin dibidik dan senyum. Dengan teknik ini Anda akan selalu berhasil merekam foto-foto "human interest" yang hidup, dan yang tak kalah pentingnya membuat banyak teman. Tentu saja, agar Anda bisa bekerja dengan cepat, Anda harus mempersiapakan kamera sebelumnya.

2. teknik candid; bila foto human interest dimaksudkan untuk menjadi suatu laporan berita foto, maka foto itu bisa saja dibuat dengan menggunakan cara pendekatan pada objeknya. Hal seperti itu biasanya masih lagi ditambah dengan mengatur berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan khususnya berkaitan dengan penyinaran agar dihasilkan foto yang betul-betul baik serta indah dan menyentuh. Namun terkadang kendala yang terjadi jika tidak melakukan teknik ini bila pemotret tidak betul-betul dapat mengatasi keadaan atau mendramatisir situasinya. Foto yang akan dihasilkan akan tampak kaku, tidak wajar dan kurang kuat dari segi ekspresinya. Sebab, meskipun objek tidak melihat langsung ke arah kamera, dia sesungguhnya telah tahu sedang dipotret. Untuk mengatasinya, pemotret harus mampu menjadikan objeknya seolah betul-betul tidak sedang berhadapan dengan kamera.

3.Sudut pandang; Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sudut pandang yang baik antara lain:
Pertama. Sudut pemotretan yang mengidentifikasi event yang sedang diliput, seperti kegiatannya, lokasinya, suasananya, dan lain-lain hingga tanpa keterangan foto pun orang sudah dapat mengetahui isi foto (umpamanya memotret satu acara dengan memasukkan spanduk atau poster tentang kegiatan tersebut, ciri khas event atau lokasi seperti bangunan dan lain-lain.
Kedua. Pilih latar belakang yang tidak mengganggu subjek foto secara visual (latar belakang yang lembut, warna yang komplimentari, dan lain-lain).
Ketiga. Ambil posisi yang memberi kesan Anda sudut pencahayaan yang dramatis hingga foto Anda tampil kuat (cahaya samping atau belakang).
Keempat. Bila memungkinkan ambil foto dari beberapa sudut pandang berbeda hingga Anda memiliki banyak pilihan.
Jika memungkinkan gunakan kamera berfasilitas motor winder dengan lensa zoom 80-200 mm atau 75-300 mm ; kombinasi yang cukup baik, karena menjadikan pemotret dapat melakukan pemotretan dari jarak sedang. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.
Keberhasilan memotret human interest memang tidak hanya berkisar pada penggunaan kamera maupun lensa saja. Pilihan sudut pandang atau sudut pengambilan foto yang tepat dan baik juga turut menentukan keberhasilan pemotretan. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah pemotretan sangat berkaitan erat dengan hal-hal di luar teknis pemotretan. Akan tetapi jika hanya dengan mengandalkan hal teknis saja Anda mungkin sudah dapat menghasilkan foto human interest yang baik, maka itu adalah sebuah pengecualiaan. Anda tergolong pemotret yang beruntung.

sumber : kaskus.us

Contoh Foto Human Interest:



























Fotografi Makro

Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.

Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.

Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untukfoto makro.

Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.

Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang diantara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.

Gunakanlah Aperture Sempit
Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.

Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi
Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.

Pastikan kamera tidak shake/goyang
DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.

Gunakan bantuan cahaya lampu flash
Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.

Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.

sumber : wikipedia


Teknik Dasar Fotografi lagi

Ada yang tanya begini lagi pada saya: “Om, tehnik awal jadi fotografer apa aja si om yang paling penting? Jika saya mau belajar serius di dunia fotografi dari nol, kira-kira saya harus mulai dari mana? Apa yang harus dikuasai terlebih dahulu? Lalu, apakah hanya dengan lensa standar bawaan kamera, saya bisa mengambil gambar yang bagus?”

Begini kira-kira jawabannya:




“Kunci awal belajar fotografi adalah, kuasai dan pahami kamera, lensa atau alat lainnya yang kita punya terlebih dahulu. Itu yang terpenting dan yang paling utama. Baca buku manual alat kita sampai paham. Sambil langsung praktek memotret pastinya.
Selanjutnya, baru kita mencoba memahami bagaimana dan apa itu angle (sudut pandang), komposisi, tata letak, warna, pencahayaan (lighting), dan lain sebagainya. Pada proses ini, kita bisa belajar dari melihat dan mempelajari hasil karya foto orang lain dan fotografer yang kita kagumi. Jangan malu untuk bertanya dan selalu diskusi pada teman yang lain, terutama yang mau dengan senang hati berbagi. Jangan enggan juga untuk minta kritik dan saran dari orang yang lain yang lebih tahu ya.
Pada tahap selanjutnya, pahami dan belajar membuat konsep, membuat foto yang berbeda, dan berkolaborasi lintas minat bidang fotografi lainnya. Setelah itu, ketahui, dimana minat khusus kita pada fotografi, apakah wedding, macro, fashion, lubang jarum, commercial atau hanya sekedar hobby saja. Itu semua tergantung pada diri kita masing-masing.
Nah, terkait masalah alat yang masih standar, baik itu kamera maupun lensa dan lain sebagainya, kuncinya ada pada pengenalan alat kita. Sehebat atau sebagus apapun alat kita, kalau kita tidak kuasai alat kita, yakinlah, hasil kita tak akan maksimal. Namun, sebaliknya, jika kita sudah kuasai alat, dengan alat biasa, kita pasti bisa menghasilkan karya yang luar biasa.
So, mari tetap semangat belajar bersama ya!

sumber : http://blog.poetrafoto.com

Mengintip Sejarah fotografi

Dunia fotografi, makin hari makin enak untuk disimak. Beberapa orang banyak yang mulai menjamah dunia fotografi. Dan, yang paling menarik lagi, tak hanya profresional saja yang menggeluti dunia fotografi. Beberapa remaja pun ambil bagian dalam dunia fotografi. Buktinya, banyak remaja yang mulai menenteng kamera dan jepret-jeprat sana sini, kemudian upload via facebook.
Menurut sejarah, fotografi sudah muncul jauh-jauh sebelum masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM). Dijelaskan jika seorang pria yang bernama Mo Ti menemukan sebuah  fenomena ketika dinding ruangan yang gelap terdapat pinhole atau semacam lubang kecil. Dari lubang kecil tersebut akan tereflesikan pemandangan luar secara terbalik. Fenomena ini dikenal dengan fenomena camera obsura yang menjadi kamera yang pertama kali dipakai untuk menggambar dan memotret.
Secara artian fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi biasanya mengunakan kamera. Dari dulu hingga hari ini, perkembangan kamera sudah mengalami perkembangan yang pesat. Mulai dari zaman kamera obsura hingga zaman digital yang berkembang hari ini.
Foto Heliografi adalah alat pertama kali yang ditemukan dalam dunai fotografi. Tahun, 1826, Joseph Nicephore yang pertama kali menemukan foto heliografi. William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype. Tidak ketinggalan juga Andre Adolphe Eugene Disderi memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam delapan citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi delapan bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan visiting card. Lantas tahun 1902, Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922. Sedangkan penggunaan Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film ditemukan pada tahun 1912. Sedangkan negatif film pertama kali ditemukan oleh John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
Selanjutnya, dunia fotografi seakan mendapat angin. Tahun 1920, Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio. Tiga tahun setelah itu, Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography. Sedangkan tayangan berwarna Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney pada tahun 1932. Sedangkan tahun 1936, Ihagee membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama. Agfacolor membuat print film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif ditemukan tiga tahun berikutnya.
Kamera pun mengalami pekembangan teknologi. Citra digital ditemukan baru tahun 1957. Citra digital ini ditemukan oleh Russell Kirsh dengan menggunakan komputer.  Sedangkan, AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima pada tahun 1959. Bahkan hingga sekarang, jenis kamera pun sudah banyak yang ditemukan. Hingga hari ini, jenis kamera pun beragam, mulai dari merek, kualitas pengambilan gambar, hasil dengan berbagai merek dan bentuk. Tinggal pilih saja, sesuai dengan saku dan kebutuhan. Bahkan juga sekarang kita sering mengenal kamera dengan jenis digital dan analog.
Perbedaannya, kamera digital merekam dengan piksel sedangkan kamera analog merekam dengan film negatif berwarna, slide film negatif dan slide hitam putih. Perbedaan lainnya adalah kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang dipantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive. Sedangkan kamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif